Senin, 21 September 2009

Apakah kita harus kaya?



Seorang sahabat, setelah membaca bukunya Aa' Gym' "Aku Tidak Ingin Kaya tetapi Harus Kaya", menjelaskan bahwa rizki itu ada tiga macam, 1) Rizki yang telah "dijatahkan" oleh Allah. 2) Rizki yang digantungkan oleh Allah. dan 3) Rizki yang dijanjikan oleh Allah.

Rizki yang telah dijatahkan oleh Allah akan sampai kepada kita baik kita berusaha atau kita tidak berusaha, setiap kita mendapatkan jatah yang telah ditetapkan untuk kita. Seperti seorang bayi baru lahir yang tetap mendapatkan makanan meskipun ia belum bisa berbuat banyak hal.


Rizki yang digantungkan oleh Allah adalah rizki yang telah disediakan oleh Allah, tetapi kita harus berusaha untuk mendapatkannya. Jika kita berusaha dengan baik dan cara yang tepat maka rizki itu akan sampai kepada kita. Tetapi jika kita diam dan tidak berusaha jangan harap ia akan menghampiri kita. Dengan kata lain rizki itu ada disuatu tempat dan kita harus menjemputnya.


Rizki yang dijanjikan oleh Allah diberikan kepada seseorang sesuai janji Allah, misal rizki yang dijanjikan kepada orang yang bersedekah atau berinfaq, atau janji Allah untuk menambahkan nikmat kepada orang yang bersyukur.


Bagaimana sikap kita?
Dalam kehidupan ini kita memang tidak seharusnya khawatir untuk kekurangan, kita harus merasa selalu berkecukupan, " Abundance Mentality", ini akan membuat kita merasa tenang dan mampu bersyukur, yang kedua kita harus berusaha dengan sebaik-baiknya untuk meraih rizki yang digantungkan oleh Allah. Karena kalau kita mau berusaha dengan baik, kita mempunyai peluang tak terbatas dalam kehidupan ini. Dan yang tidak kalah penting adalah kita harus selalu bersyukur dengan apa yang telah kita capai. Harus senang berbagi, bersedekah dan memberi kepada sesama. Tidak takut kekurangan karena telah mengeluarkan harta kita untuk berbagi.


Kata sahabat saya tadi, itu membuatnya tambah yakin untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya, padahal ia telah berkeluarga dan mempunyai seorang anak. Padahal banyak orang yang heran mengapa ia meninggalkan posisi yang ia telah dapat. dan yang saya heran lagi istri dan mertuanya juga mendukung keputusannya, sungguh dukungan yang luar biasa. Katanya ia ingin lebih punya banyak waktu untuk keluarga, istri tercinta yang cantik dan setia serta buah hati yang menjadi pusat kerinduannya. Dan dengan yakin ia bercita-cita untuk naik haji bersama keluarga sebelum usia 35, padahal sebentar lagi ia akan menjadi pengangguran.


Akhirnya saya mengerti jalan fikiran sahabat terbaik saya tersebut, ia tidak pernah khawatir karena ia yakin ia memiliki rizki yang telah dijatahkan, ia berani meninggalkan pekerjaannya untuk meraih rizki melimpah yang masih digantungkan oleh Allah. Dan yang masih membuat saya kagum, sahabat saya tadi begitu ringan tangan untuk berbagi. Ia begitu yakin dengan keajaiban dalam berbagi dengan sesama dan menolong orang yang membutuhkan. Dia bisa dengan mudah memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan.
Selamat jalan sahabat, engkau telah begitu kaya hari ini, dan engkau masih memiliki banyak hal yang bisa kau raih.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar